5 Wisata Sejarah di Karanganyar yang Menarik Dikunjungi
5 Wisata Sejarah di Karanganyar Jawa Tengah
Wisata Sejarah di Karanganyar. Karanganyar merupakan sebuah daerah di Jawa Tengah yang berbatasan dengan Jawa Timur. Wisatawan yang berkunjung ke daerah ini dapat menggunakan transportasi darat seperti; bis ataupun mobil dan motor. Karanganyar menjadi destinasi wisata paling digemari dikarenakan dekat dengan Solo yang menjadi salah satu destinasi andalan wisata sejarah di Jawa Tengah. Kabupaten Karanganyar berada di lereng Gunung Lawu. Tawangmangu menjadi salah satu wilayah di Karanganyar yang menjadi tujuan wisata bagi wisatawan dikarenakan keindalahan alamnya. Suhu dingin nan sejuk menjadi salah satu ciri khasnya. Di Karanganyar terdapat air terjun, hutan alam, kebun teh, maupun candi-candi bersejarah yang menarik untuk kita datangi.
Wisatawan dapat menikmati keramahan penduduk dan budaya yang ada di Karanganyar dan letaknya yang tidak jauh dari Solo membuat Karanganyar menjadi salah tujuan wisata yang sayang untuk dilewatkan ketika berada di Solo.
Tawangmangu yang ada di Karanganyar memiliki pesona yang memukai dikarenakankan suasana khas pegunungan sehingga pengunjung dapat menikmati keindahan alam setelah rutinitas kerja yang padat. Terdapat fasilitas homestay maupun penginapan bagi pengunjung ketika datang ke Karanganyar.
Dibawah ini terdapat wisata sejarah di Karanganyar diantaranya wisata candi cetho, wisata candi sukuh yang dapat menambah wawasan ketika berada di Karanganyar, Jawa Tengah;
1. Candi Sukuh
Candi Sukuh, Karanganyar Jawa Tengah |
Candi Sukuh terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Candi Sukuh adalah sebuah kompleks candi agama Hindu, terpahat angka tahun 1359 Saka atau 1437 Masehi yang merupakan masa akhir majapahit. Candi ini berada di kaki Gunung Lawu pada ketinggian 1,186 mdpl. Struktur bangunannya unik dan beda dari candi-candi lainnya yang ada di Jawa Tengah.
Candi Sukuh, Karanganyar (Tung) |
Struktur Candi Sukuh ini justru lebih mirip dengan bangunan peninggalan budaya Maya di Mexico, budaya Inca di Peru, dan juga bentuk Piramida yang ada di Mesir. Candi sukuh terdapat relief-relief dan patung yang menggambarkan garuda wisnu, bima mencari tirta amerta dan sudhamala. Candi Sukuh direnovasi Depdikbud 1982 serta diusulkan ke Badan Organisasi PBB, UNESCO untuk menjadi salah satu Situs Warisan Dunia pada tahun 1995.
Candi Cetho, Karanganyar (CC) |
Nama Cetho sendiri merupakan sebutan yang diberikan oleh masyarakat sekitar yang juga adalah nama dusun tempat situs candi ini berada. Cetho dalam Bahasa Jawa mempunyai arti “jelas”, ini karena di dusun Cetho ini orang dapat melihat dengan baik pemandangan alam pegunungan yang mengelilinginya yaitu; Gunung Merbabu, Gunung Merapi, Gunung Lawu, dan di kejauhan nampak puncak Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.
Candi Cetho, Karanganyar (Teguh Oi Santoso) |
Candi Cetho merupakan candi bercorak Hindu yang dibangun pada masa akhir kerajaan Majapahit dan memiliki arsitektur unik berupa punden berundak dan dibangun dengan material batu andesit dengan memakai relief yang sederhana, tidak seperti Candi Hindu lain yang memiliki relief yang cukup kompleks.
Kompleks candi digunakan oleh penduduk setempat dan juga peziarah yang beragama Hindu sebagai tempat pemujaan, Candi ini juga merupakan tempat pertapaan bagi kalangan penganut kepercayaan asli Jawa/Kejawen.
Di Candi Cetho terdapat Patung Sabdo Palon Nayagenggong yang merupakan Penasehat Raja Brawijaya V (Raja Majapahit) yang terkenal akan ramalannya. Sebelah utara dari Candi Cetho akan terdapat Pura Saraswati sebagai tempat pemujaan Dewi Saraswati sebagai Dewi Ilmu Pengetahuan.
Situs Candi Planggatan, Karanganyar (r hendro rpu) |
Situs candi planggatan terletak di Dusun Tambak, Desa Bhurjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Situs Candi Planggatan yang berada di bukit Planggatan dibangun pada masa yang sama dengan Candi Sukuh dan memiliki corak relief yang serupa dengan Candi Sukuh yang berjarak sekitar 1-2 km dari lokasinya. Situs Candi Planggatan (situs arkeologi planggatan) adalah reruntuhan candi Hindu yang berada di lereng barat gunung lawu.
Situs Candi Planggatan, Karanganyar (r hendro rpu) |
Dalam lingkungan situs terdapat Prasasti Planggatan yang terpahat di batuan andesit berupa sengkalan mêmêt dengan pahatan "gajah wiku hanahut wulan" / 1378 saka atau 1456M. Dibatuan sengkalan terdapat empat baris tulisan. Adanya kemiripan bentuk huruf dalam prasasti Planggatan dan prasastti di Candi Sukuh dan Candi Cetho. Prasasti Planggatan menggunakan ada pêpêt (e) dan sengau (ng) bertanda cêcêk. Tanda suku ditulis dengan garis lurus dikaki huruf bagian akhir. Re ditulis dengan huruf "pa" dicoret/cêrêt. Cakra/ra ditulis dengan garis melengkung ke kiri setinggi huruf.
Candi Planggatan hanya tinggal reruntuhannya saja, dimana ada beberapa pohon besar tumbuh diatas bebatuan gundukan batu yang merupakan batuan candi dan bagian inti candi. Relief – relief candi tersebar di beberapa tempat, menyembul diantara tanah atau tersembunyi di balik batuan padas yang besar.
Situs Candi Planggatan, Karanganyar (r hendro rpu) |
Dan adanya yoni kecil yang rusak menandakan bahwa tempat ini adalah peninggalan Hindu. Diantara beberapa relief yang ada salah satunya menggambarkan sengkalan memet (sandi angka tahun) berupa Gajah Wiku, yaitu sosok setengah gajah, setengah manusia dengan belali ke bawah dan memakan bulan sabit dengan pakaian seorang wiku/ pendeta. Relief ini dibaca “Gajah wiku mangan wulan” dan diartikan 1378 caka atau sama dengan 1456 Masehi. Selisih 19 tahun dengan Candi Sukuh yang selesai tahun 1437 Masehi.
Candi Kethek, Karanganyar (Note) |
Situs Candi Kethek terletak di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Candi ini berada di lereng barat laut Gunung Lawu, Penamaan Candi Kethek diberikan oleh masyarakat setempat, karena di tempat itu sering dijumpai kera Candi Kethek ditemukan pada tahun 1842 oleh arkeolog dari Belanda yaitu Verbeek, Van Der Vlis dan Hoepermans ketika melakukan penelitian dan penggalian di kawasan punggung Gunung Lawu.
Candi Kethek dipugar kembali pada tahun 1982 oleh asisten khusus Presiden Soeharto, Soedjono Hoemardani. Bentuk Candi Kethek menyerupai piramida berundak dan memiliki kemiripan dengan bangunan utama Candi Cetho. Diperkirakan Candi Kethek adalah Candi Hindu semasa dengan Candi Cetho, Candi Planggatan, Candi Menggung, dan Candi Sukuh, yang dibangun sekitar abad XV – XVI Masehi. Perkiraan tersebut berdasarkan temuan arca kura-kura simbol Dewa Hindu dalam Kisah Sudhamala yang juga terdapat di candi Cetho dan Sukuh.
Candi Kethek, Karanganyar (Echo Berdikari) |
Candi Kethek berbentuk bangunan teras berundak (punden berundak) berjumlah 4 teras, menghadap ke barat. Masing-masing teras dihubungkan dengan tangga, dan pada tangga paling bawah terdapat arca kura-kura. Pada teras kedua dan ketiga terdapat struktur bangunan di sisi Utara dan Selatan, dan bangunan utama diperkirakan di teras keempat.
Dari keseluruhan batu yang menjadi penyusun candi, hanya satu buah batu di tangga paling bawah yang mempunyai relief berbentuk ornament. Bebatuan lainnya adalah batu-batu gundul, yaitu batu polos tanpa relief atau pahatan patung-patung seperti candi-candi lain pada umumnya.
5. Situs Candi Menggung
Situs Candi Menggung, Karanganyar |
Situs Candi Menggung terletak di Desa Nglurah, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Situs Candi Menggung ini merupakan tempat yang unik. Situs Menggung terdiri atas tiga teras. Di teras pertama kita hanya akan menemukan empat buah patung dwarapala yang menjaga tangga menuju teras kedua. Selain sudah aus, patung dwarapala ini sendiri unik karena salah satu patungnya dipahat dua arah, depan dan belakang, persis seperti arca di Candi Ceto. Teras kedua sangat luas. Disini terdapat bebatuan yang ditumpuk-tumpuk dan membentuk bidang persegi di beberapa tempat.
Situs Menggung, Karanganyar (Nano Trianto) |
Pada bidang persegi tersebut terlihat beberapa batu dengan bagian atas yang datar seperti umpak, Lanjut menuju teras ketiga, sebelumnya kita akan menjumpai sepasang arca dwarapala di kaki tangga. Pada teras ketiga terdapat pohon yang teramat sangat besar yang ditutupi kain bermotif kotak dan kain kuning. Diantara akarnya yang besar kita dapat melihat sebuah arca kecil yang sudah rusak. Di ujung teratas teras ketiga terdapat sebuah tembok yang mengelilingi dua arca yang menjadi pusat Situs Menggung ini, Kedua arca dalam tembok ini yang bisa dibilang paling utuh dibanding arca lainnya di Situs ini.
Diatas merupakan beberapa tempat bersejarah yang dapat menjadi referensi ketika berkunjung ke Karanganyar yang diperoleh dari beberapa sumber sehingga dapat menambah referensi ketika berkunjung ke Karanganyar.
Baca Juga: 7 Wisata Sejarah di Magelang yang Menarik Dikunjungi