5 Taman Kota Malang yang Wajib Kita Kunjungi
5 Taman Kota Malang yang Wajib Kita Kunjungi
Taman di Kota Malang. Malang sebuah daerah di Jawa Timur, Malang terkenal sebagai kota pendidikan dan kota wisata dikarenakan banyak terdapat Universitas di Malang yang menjadi tempat menempuh pendidikan bagi pelajar dari berbagai daerah di Indonesia. Malang juga memiliki pesona wisata kuliner, budaya maupun alam yang menarik bagi wisatawan yang datang ke Malang. Kita dapat berkunjung ke Malang menggunakan transportasi umum ataupun pribadi.
Transportasi Umum seperti; Bis, Kereta Api dan Pesawat Terbang sedangkan kendaraan pribadi seperti; Mobil dan Motor. Kita dapat menuju Malang dari Jakarta ataupun Surabaya dengan menggunakan Kereta Api yang turun di Stasiun Kota Malang sedangkan untuk Bis kita dapat turun di terminal Arjosari. Terdapat pesona wisata yang luar biasa di Malang ditambah dengan kuliner yang nikmat membuat wisatawan betah ketika berada di Malang.
Kuliner Bakso khas Malang menjadi salah satu kuliner yang wajib dicicipi ketika berada di Malang. Selain itu Malang juga memiliki Taman Kota yang Indah untuk berkumpul dan berbincang dengan kerabat ketika berada di Malang. Dibawah ini terdapat beberapa taman yang dapat dapat kita kunjungi ketika berada di Malang.
5 Rekomendasi Taman Kota di Malang untuk warga malang dan luar kota ketika menikmati keindahan Malang;
1. Alun Alun Kota Malang
Alun-Alun Malang, Malang (Moch Oktavira Hendra) |
Alun-Alun Kota Malang terletak di Jalan Merdeka Selatan, Kauman, Kiduldalem, Klojen, Kiduldalem, Klojen, Kota Malang
Alun-Alun Kota Malang merupakan ruang terbuka hijau tertua di Kota Malang. Pemerintah Kolonial Hindia Belanda membangun Alun-Alun Malang pada tahun 1882. Bentuk awal menyerupai tanah lapangan terbuka dengan dikelilingi pohon beringin. Di bagian tengahnya, terdapat dua pohon beringin. Beberapa bangunan penting sudah lebih dulu berdiri di sekitarnya.
Di sisi selatan ada kantor Asisten Residen Malang atau kantor wakil Belanda. Ada pula kantor Bupati Malang di sisi timur. Masjid, gereja protestan, dan gereja katolik ada di sisi barat. Di dekat alun – alun terdapat gedung Societiet Concordia, sebuah klub ekslusif bagi warga Eropa. Pada awal 1900-an, warga Malang biasa menyebut ruang terbuka untuk mereka berkumpul ini sebagai alun-alun Kotak.
Sebab beberapa tahun kemudian, Pemerintah Hindia Belanda mendirikan gemeente atau Kotamadya Malang, dibangun pula sebuah alun–alun yang disebut Alun-Alun Bundar. Di era orde baru tepatnya pada 1982, Pemerintah Kota Malang merenovasi total Alun-Alun Malang. Lokasi ini dipasang bangku beton, lampu taman, sampai kolam air mancur.
Pohon beringin yang ada di tengah ditebang, menjadikannya sebagai taman kota. Kondisinya semakin modern setelah direvitalisasi pada 2014. Saat ini alun-alun kota Malang dilengkapi berbagai fasilitas umum seperti sarana bermain, titik swafoto, berolah raga yang dapat dinikmati oleh pengunjung.
2. Taman Dempo
Taman Dempo, Malang (Disperkim Kota Malang) |
Taman Dempo terletak di Jalan Dempo, Oro-oro Dowo, Klojen, Kota Malang
Taman Dempo merupakan taman yang indah dan menarik dikarenakan terdapat kolam air mancur, ditambah dengan aneka tanaman yang berwarna-warni. Di taman dempo kita akan menjumpai patung singa yang melambangkan kekuatan, kewibawaan dan kemegahan.
Taman ini dikonsep menjadi taman median semi aktif dengan kombinasi penataan elemen hardscape dan softscape.
Penataan elemen hardscape berupa perkerasan akses taman, kolam air mancur dan artwork sebagai pendukung aktifitas dan penambah nilai estetika di dalam taman, sedangkan penataan elemen softscape berupa tanaman berbunga yang ditata berdasarkan kombinasi bentuk tanaman, texture daun dan warna yg diambil dr warna daun dan bunga dengan harapan dapat menampilkan suasana berwarna seperti pelangi yg berwarna-warni.
Dalam upaya memperkuat karakter kawasan heritage di sekitar taman, salah satunya yaitu dengan penambahan air mancur dengan gaya khas Eropa yang dikombinasikan dengan karakter ukiran jawa.
Air Mancur Taman Dempo, Malang (Disperkim Kota Malang) |
Air mancur ini diletakkan pada ujung taman median di sisi depan sekolah SMAK ST. Albertus yang secara arsitektural tidak banyak terjadi perubahan dan masih kuat karakternya sebagai bangunan heritage. Terdapat dua patung singa yang berhadapan pada taman median merupakan salah satu point of interest yang diambil dari logo malang tempoe doeloe.
Patung singa ini melambangkan kekuatan, kewibawaan dan kemegahan. Penambahan elemen pot dengan bentuk dekoratif dan ukuran yg besar serta dipadukan dengan tanaman yang juga diatur secara dekoratif yaitu mengkombinasikan tanaman karakter daun yg kuat dengan beberapa tanaman berbunga dalam satu pot ikut menambah keunikan dan keindahan didalam taman.
Sebagai penambah nilai estetika dan mendukung konsep pelangi yg berwarna-warni di dalam taman maka dalam penataan taman dempo ini coba diwujudkan lewat modifikasi penataan perkerasan jalan yaitu dengan pemanfaatan pecahan keramik berwarna-warni yang ditata secara acak/mozaik sebagai list atau pola didalam perkerasan akses jalan.
3. Taman Cerme
Taman Cerme, Malang (Malangin Aja) |
Taman Cerme terletak di Jalan Merbabu No.4, Oro Oro Dowo, Klojen, Oro-oro Dowo, Malang, Kota Malang
Tjerme Plein, begitu Pemerintah Kolonial Belanda menamainya. Taman ini dibangun pada masa bouwplan atau perluasan pembangunan Kota Malang tahap kelima sekitar tahun 1924-1925. Penyegar kawasan bergenbuurt, sebuah permukiman elit bangsa Eropa di Kota Malang.
Tjerme Plein atau Taman Cerme ini juga berfungsi sebagai penanda titik peralihan jalur transportasi antar kawasan. Pada tahun 1935 di depan taman dibangun gedung Maconnieke Lodge, tempat perkumpulan dengan keanggotaan tertutup atau Free Masonry.
Taman Cerme yang berada di persimpangan Jalan Cerme kini semakin cantik dengan tanaman yang desain berbentuk labirin.
Ada ciri khas yang dimiliki taman ini yakni dari bentuk tanaman dan ada icon unik di dalamnya. Tanaman-tanaman disini ditata sedemikian rupa sehingga berbentuk layaknya labirin. Di tengah area taman terdapat monumen gramaphone berbahan tembaga.
Mesin yang berfungsi untuk mereproduksi suara dan musik yang direkam pada piringan hitam ini melambangkan Malang sebagai kota klasik. Gramaphone itu sendiri bukan sekedar pelengkap taman. Sebab, musik genre jazz sampai pop lawas mengalun lirih. Musik itu diputar tiap pagi sampai sore hari.
4. Taman Slamet
Taman Slamet, Malang (S Wijaya) |
Taman Slamet terletak di Jalan Taman Slamet No.8, Gading Kasri, Klojen, Kota Malang
Taman kota Malang ini menjadi taman yang nyaman untuk dikunjungi karena terdapat banyak pepohonan yang rindang. Ditambah terdapat banyak spot foto yang menarik serta berbagai sarana olah raga yang dapat digunakan oleh pengunjung dan warga kota malang.
5. Taman Tugu Malang
Alun-Alun Tugu, Malang (Ermaula Aseseang) |
Alun-alun Tugu atau Taman Tugu Malang terletak di depan Balai Kota Malang
Pada awalnya tempat ini hanya berupa tanah lapang terbuka berbentuk bulat atau bundar. Diberi nama Jan Pieterszoon Coenplein atau lapangan J.P Coen oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Sebagai penghormatan terhadap Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Jaan Pieterzoen Coen.
Belanda memilih kawasan ini sebagai pusat Kotamadya Malang yang baru ditetapkan pada 1914. Balai Kota Malang, hotel, sekolah dan gedung lainnya didirikan di kawasan ini. Pengganti Alun-Alun Malang yang dianggap menggambarkan wajah pemerintahan lama.
Saat bouwplan atau perkembangan tata Kota Malang tahap kedua, Belanda membangun kolam air mancur di tengah alun–alun pada tahun 1931.
Warga Malang kemudian lazim menyebutnya Alun-Alun Bunder. Dalam bahasa Jawa, bunder berarti bulat atau bundar. Tempat ini terus dibenahi setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada 17 Agustus 1946, di tengah kolam air didirikan Tugu Proklamasi Kemerdekaan. Sebagai penanda, pusat pemerintahan Belanda dikuasai Republik Indonesia.
Belanda sempat menghancurkan Alun–Alun Tugu saat Agresi Militer I 1947. Setelah Belanda hengkang sepenuhnya dari Indonesia, pembangunan Tugu Malang dilanjutkan pada tahun 1950. Bunga teratai merah dan putih dipilih di dalam kolam, lambang bendera Indonesia.
Pengerjaannya selesai dan diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 20 Mei 1953. Sejak itu pula Alun-Alun Bundar lebih sering disebut sebagai Alun-Alun Tugu. Kini, kawasan ini menjadi sebuah taman cantik. Pemerintah setempat menjadikannya salah satu landmark di Kota Malang.
Baca Juga: 6 Taman di Kediri yang Populer dan Asik Dikunjungi