-->

5 Wisata Sejarah di Tulungagung yang Mengagumkan

5 Wisata Sejarah di Tulungagung 

Tulungagung merupakan sebuah daerah yang berada di Jawa Timur berbatasan dengan Blitar, Kediri, Trenggalek. Kota yang terkenal dengan sebutan Kota Marmer memiliki potensi yang luar biasa, selain keindahan hiasan marmer yang terkenal, Tulungagung juga memiliki keindahan wisata alam yang memukau ditambah dengan wisata sejarah yang dimilikinya. 

Bagi wisatawan yang ingin datang ke Tulungagung dapat menggunakan moda transportasi umum seperti; Bis, Kereta Api ataupun Kendaraan Pribadi. Dari Kota Surabaya, Wisatawan dapat melalui jalur Malang ataupun Kediri untuk mencapai Tulungagung. 

Pengunjung yang ke Tulungagung akan melihat potensi wisata yang luar biasa
seperti; Pantai, Air Terjun, Gua, Candi dan Kuliner Khas Tulungagung. Dibawah ini merupakan wisata sejarah yang wajib kita kunjungi ketika berkunjung ke Tulungagung sekaligus menambah wawasan;

1. Candi Dadi, Tulungagung
5 Wisata Sejarah di Tulungagung yang Mengagumkan
Candi Dadi, Tulungagung

Candi Dadi terletak di Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung, Jawa Timur. 

Komplek Candi Dadi berada pada ketinggian 360 M dari permukaan laut, pada puncak sebuah bukit di areal kehutanan di pegunungan walikukun, lingkungan RPH Kalidawir. 

Candi ini memiliki candi tunggal yang tidak memiliki tangga masuk, hiasan, maupun tinggalan arca. Denah candi berbentuk bujursangkar dan Bangunan berbahan batuan Andesit terdiri atas batur dan kaki candi.

Pada bagian atas batur merupakan kaki candi yang berdenah segi delapan, pada permukaan tampak bekas dinding berpenampang bulat yang kemungkinan berfungsi sebagai sumuran. 

2. Candi Mirigambar, Tulungagung
5 Wisata Sejarah di Tulungagung yang Mengagumkan
Candi Mirigambar, Tulungagung

Candi Mirigambar terletak di Desa Mirigambar, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung, Jawa Timur. 

Candi Mirigambar merupakan sebuah candi tunggal yang berada di tengah perkampungan yang masih dipenuhi dengan lahan pertanian yang luas. Candi Mirigambar berbahan bata merah dan memiliki pintu masuk di sisi barat serta terdapat batur batu persegi beserta sebuah undakan pada sisi barat yang dipenuhi oleh ornamen.

Pada sisi utara, timur, dan selatan terdapat relief, serta di sudut tenggara terdapat sebuah pilaster yang pada kedua sisinya melukiskan seekor burung garuda. Pada sebagian batu candi tersebut terdapat tulisan angka tahun, dua diantaranya dapat dikenali, yakni angka tahun 1292 M dan 1428 M. 

3. Candi Sanggrahan, Tulungagung
5 Wisata Sejarah di Tulungagung yang Mengagumkan
Candi Sanggrahan, Tulungagung

Candi Sanggrahan terletak di Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung, Jawa Timur. 

Candi Sanggrahan atau Candi Cungkup adalah candi Pemujaan Buddha. Candi ini peninggalan Kerajaan Majapahit, dibangun sekitar tahun 1350 M. 
Candi berbentuk bujursangkar dan terdiri dari bangunan kaki, tubuh dan atap. 

Bangunan induk menggunakan batuan andesit dengan isian bata. Bangunan ini terdiri atas empat tingkat yang masing-masing berdenah bujursangkar dengan arah hadap ke barat. Pada bagian bawah atau kaki candi terdapat hiasan relief hewan yang berada di dalam kotak persegi panjang. 

4. Candi Gayatri, Tulungagung
5 Wisata Sejarah di Tulungagung yang Mengagumkan
Candi Gayatri, Tulungagung

Candi Gayatri terletak di Desa Boyolangu, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung, Jawa Timur. 

Candi Boyolangu merupakan sebuah komplek percandian Buddha yang tertulis dalam kitab Negarakertagama disebut Prajnaparamitapuri dan daerahnya disebut Bhoyolango. Candi ini terdiri dari satu buah candi induk dan dua buah candi perwara yang terbuat dari batu bata, masing–masing berada di sebelah kanan dan kiri candi induk yang menghadap ke barat. 

Bangunan candi induk hanya tinggal kaki candinya dan terdiri dari dua tingkat. Dalam bangunan induk terdapat sebuah arca wanita Buddha dan beberapa umpak berukuran besar. Bentuk arca menggambarkan perwujudan Dhyani Budha Wairocana dengan duduk diatas padmasana berhias daun teratai.
5 Wisata Sejarah di Tulungagung yang Mengagumkan


Sikap tangan arca adalah Dharmacakramudra. Badan arca dan padmasana tertatah halus dengan gaya majapahit. Arca tersebut merupakan perwujudan dari Gayatri, salah satu anak dari Kertanegara, raja terakhir Singosari. Pada masa hidupnya, Gayatri terkenal sebagai pendeta wanita Buddha(Bhiksumi) kerajaan Majapahit dengan gelar Rajapadmi. 

Sedangkan jumlah umpak pada bangunan perwara sebanyak tujuh buah dengan dua umpak berangka tahun 1291 saka (1369 M) dan 1289 saka (1367M). Melihat dari angka tahunnya, Candi Boyolangu dibuat semasa pemerintahan Raja Majapahit, Hayam Wuruk. 

Dengan adanya umpak-umpak tersebut diduga bangunan Candi Boyolangu dahulunya memakai atap, mengingat fungsi umpak pada umumnya sebagai penyangga tiang bangunan.

5. Candi Penampihan, Tulungagung
5 Wisata Sejarah di Tulungagung yang Mengagumkan
Candi Penampihan, Tulungagung (Hariel Ye)

Candi Penampihan terletak di Desa Geger, Kecamatan Sendang, Tulungagung, Jawa Timur. 

Candi Penampihan Situs merupakan sebuah candi berundak teras yang membujur barat timur. Pada teras pertama, yakni bagian yang paling bawah, terdapat bangunan semacam altar yang disusun dari batuan andesit berdenah lonjong.  

Dibagian atas altar berbentuk lonjong itu terdapat sebuah prasasti berbahan batuan andesit berbentuk persegi. Pada teras kedua yang dibatasi oleh semacam pagar batuan andesit, tidak dijumpai bangunan. Selanjutnya, ketika melalui sebuah tangga masuk di tengah teras, terdapat tiga buah bangunan. 

Bangunan pertama yang berada ditengah teras, di depan tangga masuk terdapat bangunan berbentuk persegi panjang berbahan batuan andesit dan bata sebagai isiannya.  Di sisi kiri teras utama ini terdapat sebuah bangunan berbentuk bujursangkar. 


Bangunan perwara berbahan bata ini sudah tidak lengkap lagi, meskipun demikian terlihat di bagian kakinya terdapat panil-panil berelief yang menggambarkan cerita berlakon binatang.

Pada kompleks candi penampihan di jumpai dua jenis prasasti, yakni prasasti yang dipahatkan pada bantuan andesit dan prasasti yang dipahatkan pada lempengan tembaga. 

Prasasti berbahan andesit tersebut dikeluarkan oleh Rakai Watukura pada masa kerajaan Mataram Kuno tahun 820 saka (898 Masehi).

Baca Juga: 5 Wisata Sejarah di Mojokerto yang Menarik 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel