Nasi Pecel Tumpang Stasiun Kertosono
Nasi Pecel Kertosono
Nasi Pecel Tumpang Stasiun Kertosono, Lama Tak Berjumpa
Perjalanan
Favorit Ketika merantau ke Surabaya, Penulis menggunakan Kereta Api, Kereta
menjadi sebuah Transportasi Umum yang dekat dengan rumah di Blitar dan Biaya
yang terjangkau, Pada waktu itu tiket Kereta Api seharga Rp 5.500 dari Stasiun
Blitar menuju Stasiun Surabaya yang kini mengalami kenaikan menjadi Rp 15.000
Kereta Api dari Blitar terbagi menjadi 2 jalur
yaitu jalur Barat yang melewati Kediri dan jalur Timur yang melewati
Malang. Kereta Api yang melewati Kediri bernama Rapih Dhoho dan Kereta Api yang
melewati Malang bernama Penataran. Kereta ini merupakan satu rangkaian Kereta
Api yang ketika memutar melewati Blitar akan berganti nama dikarenakan Jalur
Kereta Api yang Melingkar dari Blitar menuju Surabaya ataaupun sebaliknya.
Hal
ini pulalah yang membuat penulis sering melewati kedua jalur ini, jalur malang
ataupun Kediri. Penulis pada tulisan ini akan bercerita tentang perjalanan
melewati jalur Kediri menggunakan Kereta Api Rapih Dhoho, Jalur yang dianggap
oleh sebagian penumpang merupakan jalur yang memutar menuju Surabaya
dikarenakan Jalurnya yang harus melewati berbagai daerah dan memindahkan kepala
rangkaian Kereta Api.
Perjalanan Penulis pada awal menggunakan Kereta Api Rapih Dhoho dekat dengan Aktivitas Pedagang Gethuk Pisang Khas Kediri yang selalu menjajakan Kuliner ini kepada para penumpang Kereta Api Rapih Dhoho sambil berkata; (Pisangnya, Pisangnya yang manis asli Kediri) Sebuah pemandangan yang dijumpai penulis ketika Menuju ke Surabaya menggunakan Kereta Api Rapih Dhoho Jalur Barat dari Blitar, hingga akhirnya aktivitas berjualan ini Dilarang dikarenakan mengganggu kenyamanan para penumpang Kereta Api yang harus bersih dan nyaman.
Perjalanan Penulis pada awal menggunakan Kereta Api Rapih Dhoho dekat dengan Aktivitas Pedagang Gethuk Pisang Khas Kediri yang selalu menjajakan Kuliner ini kepada para penumpang Kereta Api Rapih Dhoho sambil berkata; (Pisangnya, Pisangnya yang manis asli Kediri) Sebuah pemandangan yang dijumpai penulis ketika Menuju ke Surabaya menggunakan Kereta Api Rapih Dhoho Jalur Barat dari Blitar, hingga akhirnya aktivitas berjualan ini Dilarang dikarenakan mengganggu kenyamanan para penumpang Kereta Api yang harus bersih dan nyaman.
Setelah
melihat suasana keramaian Pedagang di Kereta Api, hingga akhirnya di stasiun
Kertosono, stasiun yang menjadi tempat bagi Kereta Api Rapih Dhoho untuk
memutar Kepala Kereta Api dari bagian Depan ditaruh ke Belakang sehingga arah
perjalanan bisa berubah dikarenakan jalur yang berbeda. Waktu perputaran Kepala
Kereta Api inilah yang menjadi waktu yang dapat digunakan para penumpang untuk
menikmati menu Kuliner Nasi Pecel Tumpang yang dijajakan di dalam stasiun.
Aktivitas menunggu inilah yang selalu dinanti ketika penumpang berada di stasiun Kertosono untuk dapat menikmati Nasi Pecel Tumpang. Para penumpang yang banyak bekerja sebagai Pekerja memanfaatkan waktunya ini untuk mengisi perut. Namun Aktivitas membeli dan menjual inilah yang tidak lagi dijumpai oleh penulis ketika sampai di Stasiun Kertosono karena sepinya stasiun Kereta Kertosono dari aktivitas pedagang Nasi Pecel Tumpang Stasiun Kertosono yang didasarkan kabar dari penumpang lain disebabkan himbauan untuk tidak berjualan di dalam Stasiun Kereta Api. Sebuah hal yang menjadi kehilangan ketika melewati Stasiun Kertosono bagi Penulis. (cpe/aka)
Gambar Oleh : (wizamisasi) |
Aktivitas menunggu inilah yang selalu dinanti ketika penumpang berada di stasiun Kertosono untuk dapat menikmati Nasi Pecel Tumpang. Para penumpang yang banyak bekerja sebagai Pekerja memanfaatkan waktunya ini untuk mengisi perut. Namun Aktivitas membeli dan menjual inilah yang tidak lagi dijumpai oleh penulis ketika sampai di Stasiun Kertosono karena sepinya stasiun Kereta Kertosono dari aktivitas pedagang Nasi Pecel Tumpang Stasiun Kertosono yang didasarkan kabar dari penumpang lain disebabkan himbauan untuk tidak berjualan di dalam Stasiun Kereta Api. Sebuah hal yang menjadi kehilangan ketika melewati Stasiun Kertosono bagi Penulis. (cpe/aka)